Rabu, 15 Januari 2014

Main-main ke Taman Mini Indonesia Indah

Minggu, 12 Januari 2014, aku mengawali tahun yang baru ini dengan sebuah petualangan seru lainnya. Aku kedatangan sahabatku Rachel. Kali ini dia yang akan gantian menginap di rumahku. Rachel berangkat dari rumahnya di Depok pada hari Sabtu tanggal 11 Januari 2014. Hari itu kebetulan aku juga masuk kantor karena ada kerjaan lembur. Rachel berangkat dari rumahnya sekitar pukul setengah 12 siang. Kami janjian bertemu di stasiun Bekasi. Ketika kira-kira pukul 1 siang, whatsapp ku pun berbunyi, memberi pesan padaku bahwa Rachel sudah tiba di stasiun Bekasi. Aku pun segera membereskan pekerjaanku sebisanya dan meninggalkan teman-temanku yang saat itu sedang lembur juga bersamaku di kantor. Jarak kantorku dan stasiun kebetulan tidak begitu jauh. Cukup naik angkot sekali. Sekitar lima menit kemudian, aku pun akhirnya bertemu dengan Rachel di stasiun. Kami segera melanjutkan perjalanan kami menuju sebuah mall di Bekasi untuk makan siang sembari ngobrol-ngobrol. Sorenya kami berdua mengikuti ibadah Boanarges.

Malamnya kami berdua main gitar, covering semau-maunya dan hasilnya adalah sebuah kekacauan yang mendatangkan gelak tawa. Tengah malam itu kami berdua ketawa geli melihat hasil rekaman covering kami yang memalukan.  Kami berdua tertawa sampe perut kami sakit. Akhirnya pukul 12 malam kami baru memutuskan untuk menyudahinya dan pergi tidur. Karena besok itu kami harus bangun pagi-pagi untuk siap-siap bertualang ke taman mini. Kami pun berharap semoga besok tidak turun hujan.

Paginya sekitar pukul 5, aku pun bangun dan bersiap-siap. Kami menyiapkan bekal makanan dan minuman, serta apa saja yang mesti dibawa. Kami sengaja membawa persediaan makanan yang cukup banyak yang telah kami beli sebelumnya di supermarket pada hari Sabtu. Karena kata orang makanan yang dijual di TMII itu mahal-mahal. Maka itu, untuk perbekalan makanan lebih baik disiapkan dari rumah. Daftar tempat yang ingin dikunjungi disana berikut harga tiketnya plus ongkos pp telah akan aku perhitungkan secara terperinci. Aku jadi sudah tau berapa kira-kira budgetnya dan berapa uang yang mesti kubawa. Kami pun sudah berdandan habis-habisan agar terlihat keceh. XDD

Ketika kami di jalan menuju TMII, gerimis pun datang. Kami pun berharap gerimis ini memudar dan langit berubah cerah. Tapi nyatanya ketika kami sampai disana, keadaannya malah semakin parah. Hujan deras menerjang, dan dandanan kami yang sudah keceh ini berubah menjadi tidak keruan lagi. Walaupun kami berdua memakai payung, tapi celana yang basah kuyup sudah tidak bisa terelakkan. Ditambah aku lupa membawa jaket dari rumah. Dinginnya angin menerpa tubuhku yang kecil ini. Brrrrr.... Tapi apa mau dikata, kami pun hajar saja hujan itu. Kami tiba di tempat pertama kami yaitu Keong Emas, karena itulah tempat yang terdekat dengan tempat kami turun dari angkot. Tadi kami masuk melalui gerbang 3, kemudian membayar tiket masuk TMII sebesar 10 ribu untuk pengunjung pejalan kaki. Kami sempat berteduh sebentar di pos sekuriti Teater Keong Emas, karena hujan yang sangat amat lebat. Lalu ketika mulai sedikit mereda, kami pun langsung cepat-cepat menuju Keong Emas tersebut. Hari itu ada empat film yang diputar. Di paling awal pukul 10 ada film yang berjudul Rescue, kemudian disusul dengan Born To Be Wild, indonesia Indah dan terakhir T-Rex. Kami pun memilih film Rescue, karena kalau menunggu film lain seperti Indonesia Indah, kami hanya akan membuang waktu menunggu disitu. Sementara masih ada banyak wahana lain yang kami ingin kunjungi. Kami membeli tiket seharga 30 ribu dan segera masuk kedalam teater Imax tersebut. Di dalam ternyata sudah banyak pengunjung yang bersiap untuk menonton juga. Kami pikir karena hujan deras, teater akan sepi. Tapi ternyata animo masyarakat disana tetap banyak. Salah satu pengunjung yang kuajak ngobrol adalah seorang ibu yang ternyata datang kesana bersama rombongan dari yayasan. Aku dan Rachel pun berfoto-foto sejenak sebelum filmnya dimulai. Oh ya, disana juga ada fotografer yang sedang foto-fotoin para pengunjung Imax. Entah itu fofotgrafer dari mana, yang jelas kami semua pengunjung yang ada disitu, termasuk aku, sepertinya masuk dalam bingkai jepretannya. Hihihi.. Lampu pun meredup, dan film Rescue pun dimulai. Film tersebut menceritakan tentang berbagai pekerjaan yang berhubungan dengan menyelamatkan nyawa manusia. Seperti seorang pilot pesawat militer wanita yang bertugas untuk misi bantuan saat gempa Haiti tahun 2010. Atau petugas pemadam kebakaran dan nahkoda kapal yang bekerja dalam rangka misi bantuan untuk dunia. Pokoknya keren deh ternyata filmnya. Baik aku dan Rachel tidak nyesel udah memilih film tersebut. Ditambah lagi, ini adalah pertama kalinya kami nonton film di teater Imax, yang layarnya itu gede banget. Jauh lebih besar dibanding layar bioskop pada umumnya. Jadi kitanya kaya berasa ikut muter, ikut bergerak bareng filmnya. Kualitas gambar IMAX yang oke ditambah jalan cerita filmnya itu sendiri yang mengandung pesan moral, membuat kami menyisakan kenangan yang kuat saat meninggalkan tempat duduk. Untuk yang belum pernah ke Keong Emas, mesti nyobain deh. Gag mahal kok, cuma 30 ribu, sama kaya harga tiket nonton bioskop di hari biasa kan. :)

 Jeprat-jepret dulu sebelum nonton Imax

Berikutnya kami segera menuju Taman Bunga Keong Emas yang terletak persis dibelakang Keong Emas. Kami berjalan kaki menuju kesitu. Tapi di tengah jalan, ternyata hujan kembali menerjang. Kami berteduh di pangkalan ojek yang ada di dekat taman. Di seberang kami terdapat sebuah bangunan dengan dominasi warna merah dan emas. Bangunan itu adalah sebuah kelenteng/ phekong bernama Kong Miao yang merupakan tempat ibadah bagi masyarakat beragama Khonghucu. Kami tetap berteduh sambil memandangi kelenteng tersebut. Di samping kami juga ada pasangan muda mudi yang tadinya sedang berkeliling dengan motor dan memutuskan untuk berteduh sementara juga disitu. Setelah hujan berubah menjadi agak rintik-rintik, aku dan Rachel langsung tancap gas menuju taman bunga Keong Emas. Sebelum masuk kedalam taman, kami mesti membeli tiket masuknya dulu seharga 10 ribu. Kami berkeliling taman di tengah rintik-rintik hujan dan menemukan sebuah gazebo yang cukup besar. Pengunjung yang lainnya juga sedang berteduh disana sambil mengisi perut. Di area taman, kulihat ada barisan anak-anak kecil yang sedang berlatih tae kwon do. Padahal saat itu sedang hujan lho. Mereka sepertinya sengaja dilatih agar tidak mudah cengeng. Anak-anak itu tetap berlatih dengan semangat dan ceria. Ada juga crew fotografer yang sedang hunting foto di taman itu. Dari kaos yang mereka kenakan, bisa aku tebak bahwa mereka adalah rombongan photografer dari sekolah fotografi Darwis Triadi.

 Hujan lebat..!!
Yaudah deh jadinya kita nikmatin ajah pemandangan phe kong di seberang, sambil berteduh :)

 Nemu kembang cantik di taman bunga Keong Emas.
Langsung deh jadi sasaran foto makro.

 Taman Bunga Keong Emas TMII

 Ini satu-satunya gazebo yang kutemukan di taman bunga.
Lumayan lah bakal jadi tempat kita mengisi perut sembari berteduh.

Setelah kami mengungsi ke dalam gazebo tersebut, kami mengeluarkan perbekalan kami untuk mulai mengisi perut. Kami makan sambil menunggu hujan berhenti. Selesai kami makan nasi plus camilan, ternyata hujan tidak juga berhenti. Di tengah hujan gerimis itu pun kami berjalan menuju destinasi selanjutnya. Di taman itu juga aku sempat mengambil beberapa jepretan, dan alangkah senangnya disana akhirnya aku menemukan sebuah taman kecil yang ditumbuhi jejeran bunga matahari. Akhirnya bisa juga aku melihat kumpulan bunga cantik tersebut!


 Yeayy, ada taman bunga matahari..!!
Kireii...

Kami melanjutkan perjalanan kami ke tujuan yang terdekat dulu dari situ. Berdasar petunjuk dari pak penjaga taman, kami pergi menuju stasiun kereta aeromovel yang berjarak tidak begitu jauh dari taman. Kami sempat keterusan jalannya sampai ke teater tanah airku. Kami pun balik lagi ke arah sebelumnya. Stasiun kereta aeromovel berada di stasiun taman budaya. Kami membeli tiket seharga 20 ribu, kemudian naik keatas. Ketika kereta datang, kami pun segera masuk dan memilih tempat duduk. Sayangnya karena hari hujan, maka jendelanya berembun dan membuat pandangan ke luar tidak begitu jelas. Kami tetap menikmati saja, walaupun agak kabur-kabur pemandangannya. Hehehe..

Setelah satu kali putaran, kami pun turun dari kereta dan melanjutkan perjalanan kami menuju teater 4 dimensi yang tidak jauh dari situ. Teater 4 dimensi itu berada di sebelah teater tanah airku tadi. Kami segera membeli tiket dan aku pun mencari informasi film apa saja yang diputar. Ternyata di hari itu ada 3 film yang diputar. Ada Willy, Salamander dan Spacessey. Kami memilih nonton film yang akan tayang sebentar lagi dan segera membayar tiket seharga 25 ribu. Kebetulan film yang akan diputar sesaat lagi adalah Spacessey yang menceritakan tentang luar angkasa. Wah, lumayan menarik kan. Kami menunggu film yang diputar pukul 2 lewat seprapat itu sambil makan camilan. Di tengah hujan gerimis dan langit mendung diluar sana, ternyata makan camilan semakin terasa nikmat. Kami segera masuk menuju ke dalam studio ketika terdengar bunyi pemberitahuan bahwa film kami akan dimulai. Sebelum masuk ke dalam studio, petugas memeriksa tiket kami dan memberi kami kacamata 4 dimensi. Aku pun bingung memakainya. Pakai kacamata double itu merepotkan ternyata. Aku mesti memegangi kacamata 4 dimensinya supaya tidak melorot. Film pun dimulai, dan dari dalam layar keluarlah kupu-kupu yang seolah-olah bisa kita tangkap dengan tangan kita. Sepanjang film diputar, para pengunjung dihibur dengan efek gambar yang terasa nyata seperti sungguhan keluar, juga efek bangku yang bergetar dan percikan air. Film pun berakhir dan kami pun segera meninggalkan studio. Untuk film yang kali ini, 4 dimensi, menurutku ya lumayan bagus. Tapi masih lebih keren yang Imax tadi kalau aku bilang.

 
 Spacessey

 Teater 4 dimensi

Setelah itu rencana dilanjutkan menuju stasiun kereta gantung. Kami kesana naik bus keliling TMII karena letaknya yang jauh kalau mesti berjalan kaki. Kami menikmati perjalanan mengelilingi area TMII dan membayar sebesar 5 ribu kepada sopirnya. Setelah sampai di stasiun kereta gantung, kami tidak langsung membeli tiket. Rachel agak parno karena cuaca yang mendung, takutnya ada petir yang menyambar. Maka kami menunggu hujan untuk reda dulu, dan cuaca menjadi agak cerah. Setelah langit berubah lumayan cerah, dan hanya menyisakan rintik hujan, kami segera menuju loket pembelian karcis kereta gantung. Seorangnya dipatok harga 30 ribu. Kami naik ke atas dan setelahnya kereta gantung kami pun datang menghampiri. Diliat dari kapasitas tempat duduknya, menurutku satu kereta gantung itu bisa diisi sampai 4 orang. Kami sempat jejeritan lho pas awal-awal keretanya jalan. Hehe.. Dan setelah itu kami berdua ngobrol kesana kemari di dalam kereta gantung itu. Lagi lagi karena hari sedang hujan, maka pemandangan dari dalam kereta gantung tampak tidak begitu jelas, karena jendelanya yang berembun. Tapi gapapalah, tetep diasikin ajah. Dalam perjalanan menuju arah balik, kembali ke stasiun kereta gantung, terlintaslah ide dari Rachel untuk menyanyikan lagu Mirrornya Justin Timberlake, yang kemarin malam sempat kami coba-coba covering. Aku pun juga menambahkan ide, bagaimana kalau direkam saja. Kan jarang-jarang tuh orang bikin video covering di dalam kereta gantung. Aku pun segera mengeluarkan Nikon P310 ku, dan mulai merekam aksi Rachel bernyanyi. Yapp, dan ternyata covering yang ini lumayan sukses walaupun ada sedikit masalah teknis audio ketika keretanya bergetar. Lumayanlah untuk kenangan nanti. Kapan lagi coba bikin covering di dalem kereta gantung, sesuatu yang jarang dan gag mudah untuk diulang kembali bukan. :) 

 Abis turun dari bis keliling nih, mau ke stasiun kereta gantung di seberang.
Ujannya awet, yaudah terjang aja deh. :)

 Loket Kereta Gantung

Setelah selesai beraksi di dalam kereta gantung, kami melanjutkan perjalanan kami di sore itu. Kami menuju destinasi terakhir kami yaitu museum Transportasi. Disana sasaran kami adalah naik ke dalam pesawat Garuda Indonesia dan masuk ke dalam cockpitnya. Lumayan kan, kapan lagi coba boleh masuk sambil foto-foto didalem cockpit pesawat. Kami berjalan kaki dari stasiun kereta gantung menuju museum Transportasi. Jaraknya ternyata cukup jauh lho, tapi gapapa lah karena sore itu hari sudah tidak lagi hujan. Jadi kami bisa menikmati jalan-jalan keliling TMII tanpa perlu payungan lagi berdua, kaya sepanjang hari tadi. Di perjalanan, kami melihat banyak hal menarik, salah satunya adalah Pura, tempat ibadahnya mereka yang beragama Hindu. Aku pun sempat berfoto narsis disana, karena viewnya yang asik layaknya kita sedang berada di Bali. Setelah itu ada juga wihara, anjungan rumah adat dan museum keprajuritan. Dari luar, aku melihat banyak sekali pengunjung yang sedang berkeliling di dalam museum keprajuritan. Bentuk bangunannya yang unik seperti benteng istana itu mungkin yang membuatnya menarik. Oh ya, dari tadi aku keliling TMII, melewati hujan deras, gerimis, hujan lagi, gerimis lagi, hujan lagi, aku sangat heran karena TMII tetap saja dipenuhi oleh pengunjung pada hari itu. Aku melihat banyak anak muda dan remaja yang rela payung-payungan kaya kami, tetep jalan-jalan keliling TMII sekalipun hari lagi hujan dan langit mendung. Mantap ya! Salut ngeliat masyarakat Indonesia, khususnya orang Jakarta, tetep punya animo yang besar terhadap pariwisata lokal, seperti TMII ini. Semoga kedepannya, pelayanan di TMII ini semakin ditingkatkan, dan harga tiket setiap wahananya juga jadi semakin terjangkau ya buat masyarakat. :)

 Otw menuju museum transportasi, kita ngelewatin phe kong lagi.
Karena udah gag ujan, makanya asikin foto-foto deh.. :))

 Kaya di Bali kan! :)

Lanjut menuju museum Transportasi, ketika kami sampai, kami langsung menuju loket pembelian tiket. Harga tiketnya dibandrol 2 ribu saja. Tetapi sayang sekali, karena hari hujan, maka cockpit pesawatnya tidak dibuka. Yahh, jadi gag bisa foto-foto didalem pesawat Garuda dong. Kami berdua pun lumayan kecewa. Tapi ya gapapa lah, mau gimana lagi. Kami berdua foto-foto saja di depan pesawatnya dan di area sekitar museum tersebut. Di museum tersebut, selain ada pesawat, kereta api, mobil, ada juga replika kapal laut lho. Kalau kalian ingin jalan-jalan, tapi gag mau jauh-jauh, atau pengen hunting foto-foto yang menarik, TMII ini bisa jadi salah satu lokasi yang bagus untuk dikunjungi. Tapi semoga pas kalian kesana, gag lagi hujan kaya gini ya. Biar jalan-jalannya bisa lebih maksimal. :)
 
 Di museum transportasi nih, narsis depan GIA.

 Anak nongkrong Garuda
 
 Please, rescue my love.. XDD

 The style of "bocah kam-fung".. :p

Muka dah capek banget, tapi tetep narsis forever.
Huzzaah..

Selesai jalan-jalan di museum Transportasi, kami pun beranjak pulang karena hari sudah menunjukkan pukul setengah 5 sore. Sebenarnya masih ada 2 lokasi lagi di dalam list yang belum kami kunjungi, yaitu taman burung dan taman budaya Tionghoa. Tapi karena hari sudah sore, kedua tempat tersebut kami skip. Yang penting, wahana-wahana utama yang ingin kami kunjungi, sudah kesampaian. Kami pun pulang naik ojek akhirnya untuk menuju keluar gerbang TMII. Karena mobil/bis keliling ternyata terakhir beroperasi tadi sampai jam 4 saja. Mau jalan kaki juga sudah gempor. Yasudah, atas saran dari tukang ojek, kami naik ojek sampai ke Bambu Apus. Kemudian dari situ bisa naik mayasari jurusan Kp Rambutan-Bekasi yang langsung mengarahkan kami pulang ke arah Bekasi. Rute ini berbeda dengan rute berangkat yang kami ambil. Kalau tadi pas berangkat, kami ke arah selatan dulu (komdak), baru balik lagi muter ke utara. Karena moda transportasi yang kami ambil adalah naik busway jurusan Garuda Taman Mini, makanya jadi kaya muter-muter. Tapi gapapalah, sekalian keliling jakarta. Kalau pulangnya ini, kami langsung naik bis yang menuju ke Bekasi, kami jadi tidak usah muter-muter. Langsung ke Bekasi dari Bambu Apus, gag pake acara muter-muter ato macet. Kami tiba dirumah pun tergolong cepat, sekitar pukul 6 sore kami sudah ada di rumah. Perjalanan kali ini memberikan kami pengalaman yang unik dan menyenangkan. Malamnya aku pun disentakkan oleh berita di tv mengenai kabar banjir yang menyerang ibu kota, karena hujan seharian tadi yang awet. Huah, untung pulangnya tadi kita lewat jalur terdekat, jadi bisa tiba dirumah dengan cepat dan selamat. Thanks lah untuk kang ojek yang baik tadi. Hari ini akan menjadi kenangan yang tidak terlupakan, baik bagiku maupun Rachel. :)

Rincian biaya seharian main-main di taman mini:
Koasi (Rumah-Bulak Kapal)                    : 5.000
Bis ke komdak (Bekasi-Blok M)              : 8.000
Busway ke Halte Garuda TMII                : 3.500
Angkot 02 ke gerbang 3 TMII                 : 4.000
Tiket masuk TMII                                : 10.000
Imax Keong Emas                                : 30.000
Taman Bunga Keong Emas                   : 10.000
Aeromovel                                           : 20.000
Teater 4 dimensi                                  : 25.000
Bis keliling TMII                                   : 5.000
Kereta Gantung                                    : 30.000
Museum Transportasi                           : 2.000
Ojek pulang ke Bambu Apus                 : 15.000
Bis ke Bekasi (Kp Rambutan-Bekasi)     : 5.500
Koasi pulang ke rumah                         : 5.000    +
                                                            178.000

Gimana? Masih terjangkau kan! Untuk dapetin liburan yang menyenangkan ternyata gag mesti jauh-jauh kok. Biaya diatas tanpa makan ya, karena kita bawa bekel dari rumah. Saran saya ya itu, kalo mau jalan-jalan hemat, sebaiknya bawa bekel makanan, minuman dan cemilan yang cukup dari rumah. Biar disana gag usah jajan lagi. :)

Next Stop: ILLUCINATI Jakarta #GKJ25Jan

Cheers,
Nita

Tidak ada komentar :

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...